Antariksa
Ketika senja berakhir, lelampu mulai dinyalakankan.
Sejenak logika berfikir, dimana rasa sekarang harus ditempatkan.
Selepas kepergianmu kemarin, rindu ini tak punya tuan.
Bingung melanda soal dimana dan kemana rerindu ini aku haturkan.
Kamu masih menjadi satu-satunya gravitasi kemana seluruh kangen jatuh.
Kamu masih menjadi satu-satunya dunia dimana perasaan ini mengorbit.
Terlalu jenaka jikalau kau meninggalkanku hanya karena masalah kecocokan zodiak.
Bertemu dengan perpisahan hanya karena kumpulan rasi bintang?
Ini bukan tentang rasi bintang. Lihatlah aku yang begitu keras berjuang.
Hai, rembulan. Aku merindunya.
Hai, kamu. Aku merindumu.
Jikalau aku terlalu senonoh karena tak izin dalam menyimpan rindu, maafkan.
Rinduku sangat sulit dibendung.
Karena, kamu belum terganti.
Tak ada lagi pemain cadangan yang mampu berperan menjadi pemain pengganti dirimu di lapangan hatiku
Semoga semesta menyayangimu.
Randu
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAihh bagus a karya karya nyaππ tetep berkarya yah aπππ
BalasHapushaiiiii. terimakasih atas semangatnyaaa huehehe
BalasHapusJangan lupa senyum yah aππ
HapusDan jangan lupa bersyukurπππ
unknown unkkown yang lumayan bikin bingung wkwkwk
BalasHapusAihh gausah bingung a *r*
Hapusseketika baper
BalasHapushati-hati tulisanku bisa membuat kangen hehehe
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
Hapus