Merindu~

     Jatuh cinta itu seperti daun yang gugur secara perlahan, meninggalkan pohon dan menjauh teralirkan.
Pernah merasa terhanyut keadaan? Pernah? Aku sepertinya terlalu sering menikmati patah hati.
Karena, kamu alasanku bahagia dan terluka.      
    Seharusnya kamu tahu bahwa aku telah lelah berdarah untuk mencintaimu, setidaknya aku tahu kau tak pernah mau tersenyum kepadaku.
Tapi ingat, setelah aku pergi nanti. hanya satu hal yang kuminta, jangan pernah tanyakan apa kabar kepada hati yang masih terbakar.
Jangan ucapkan hai kepada hati yang masih mengandai.
    Hebatnya dirimu adalah bisa mematikan cintaku dengan mudah, tanpa pernah mau melihatnya merekah. Biarlah, biarlah tangis pagi ini menguap bersama embun yang telihat bersayap.
Dengan berat hati, dengan gontai aku pergi dari hatimu yang rapat terkunci.
    Terpogoh-pogoh aku menyeret hati yang telah patah, sebelum asmara menunjukan merah merekah.
Padahal aku hanya ingin membuatmu tersenyum, sungguh senyum mu sangat manis. Manis sekali. tapi sayang, senyum mu takkan pernah bisa aku miliki.
    Kini dirimu hanya sebatas dongeng sebelum tidur. Hadir mu hanya menjadi pemanis dunia ini. penyedap rindu ini. ah sial. Kesalahanku adalah terlambat. Ya, aku terlambat menyadari bahwa untukku kau tak pernah punya cinta.
     Jika kau tak bisa menikmati cintaku yang tulus, tenang saja. cinta ini akan kuhapus.
Aku berpesan, ceritakan kepada kawanmu. Tentang aku yang telah kau bunuh anganya.

Semoga semesta mencintaimu~

Salam, Randu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teruntuk

Antariksa

Kemangi