Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Beranjak

Memahami adalah anugerah, karena mengerti bukan hanya istilah. Banyak sudah cerita yang kutuangkan lewat papan ketik, mulai dari kita berjumpa hingga akhir perpisahan yang cukup menarik. Bahagia yang kita rangkai, tawa dan luka yang kita bingkai. Menjadi sebuah lukisan diorama, cerita dimana dua hamba saling berbagi rasa. Hingga akhirnya datang perrtengahan cerita, dimana konflik mulai melanda pemeran utama. Pemeran ketiga memanfaatkan situasi naskah yang mulai kalut, membuat cerita semakin carut-marut. Manusia hanya bisa berencana, sisanya tuhan yang menentukan. Pada akhirnya rasa hanya menjadi rasa, karena tak sedikit cinta yang terpisahkan. Hai, Randu. Mulailah mendewasakan diri, mulailah mengikhlaskan reraga yang t'lah pergi. Karena, jodoh takkan kemana. Jadi, aku takkan pergi kemana-mana. Karena dalam doaku, masih saja kamu yang ku-aamiin kan menjadi jodohku. Salah? kalaupun ini adalah sebuah kesalahan, mengapa ini terasa begitu benar. Lelah? Kalaupun perjua...

Tanda

Kuhisap tembakauku yang ujungnya tersulut api, Mengisi setiap rongga peparuku yang kian dilanda sepi. Hingga penuh sudah dadaku dipenuhi asap, hingga perasaan sadarpun akhirnya hinggap. Ya, peparuku terisi. Hatiku kosong melompong. Hatiku tak terisi, tapi di benakku penuh kenangan tentangmu yang selalu menghiasi. Ragaku tak lagi dalam dekap, tapi hangatnya pelukmu masih teringat dengan lengkap. Padahal sudah kulakukan kegiatan-kegiatan yang menyibukkan, tapi potongan memori tentangmu masih saja memabukkan. Padahal sudah kulakukan kiat-kiat melupakan, tapi potongan rindu padamu malah makin memperkuat ingatan. Semakin keras aku berusaha, semakin aku gagal. Semakin keras aku melupa, kangen ini makin kental. Apakah aku terlalu menaruh rasa? Ataukah memang aku terlalu mencinta. Yang pasti, kepergianmu membuatku tenggelam. Sesak menghimpit pada tembok lusuh nan kusam. Hatiku lebam, Jiwaku dilanda suram. Kini, aku masih saja menjaga rindu...